Mengangkat tema “Peranan Ulama Perempuan dalam Penyelamatan Lingkungan” LP3A Farhana yang merupakan salah satu unit dari Bait Al-Hikmah Foundation menggelar diskusi yang penuh antusiasme peserta. Diskusi ini terlaksana melalui kolaborasi dengan Swara Rahima yang merupakan LSM yang bergerak di bidang perjuangan hak-hak perempuan dalam konsep Islam. Diskusi yang dari awal sampai akhir berlangsung seru dan penuh antusias ini mengundang 3 Ulama Perempuan sekaligus. Mereka adalah Ibu Lailatul Fitriah Azzakiyah, Ibu Idaul Hasanah, dan Ibu Dian Kusuma W. Ketiganya merupakan sosok perempuan pelopor pemerhati serta praktisi lingkungan dalam ruang lingkup keilmuan masing-masing. (17/07/2022).

Retrorika Coffee Bar and Resto menjadi venue berlangsungnya acara diskusi. Merupakan Cafe yang memang memiliki konsep ramah lingkungan serta promosi zero waste. Sekitar 30 peserta merasakan kenyamanan dan lingkungan yang sejuk. Sangat kondusif untuk diskusi yang memang membahas perihal spirit menyelamatkan lingkungan. Peserta yang hadir merupakan representasi dari berbagai elemen serta komunitas terkemuka. Seperti; RBC Institute, Averoes, dan AMM Malang Raya.

Pembina Baitul Hikmah Ibu Lailatul Fitriah Azzakiyah dalam sambutannya menekankan betapa Islam merupakan agama yang ramah lingkungan. Agama yang sangat tegas dalam aspek pemeliharaan lingkungan. Serta sangat banyak dalil-dalil yang menyeru bahwasanya salah satu tupoksi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini adalah dengan menjadi insan yang peduli akan kelestarian alam dan lingkungan. Karenanya, menjadi sangat penting untuk menjadi bahan kajian bagi setiap kalangan. “Jika Allah telah menciptakan alam raya ini dengan keteraturan, apakah manusia akan merusaknya?” Ujar beliau dengan lantangnya.

Ibu Idaul Hasanah yang juga merupakan dosen HKI UMM menyampaikan dengan lugas perihal bagaimana Islam begitu selaras dengan misi penyelamatan lingkungan. “Ajaran Islam adalah ajaran kemaslahatan, menjaga dan menyelamatkan lingkungan merupakan jalan penting menuju kemaslahatan. Dalam konsep Maqasid, ada penambahan yakni Hifdzul Bi’ah atau menjaga lingkungan. Ini merupakan tanda bahwa betapa Islam itu menjadikan alam dan lingkungan sebagai salah satu pondasi utamanya.” Kata beliau dengan lembut namun mengisyaratkan ajakan yang serius.

Pembicara yang ketiga merupakan sosok praktisi dalam aspek kampanye penyelamatan lingkungan. Ibu Dian Kusuma Wardani yang biasa akrab dipanggil dengan Ibu DK. Sebagai seorang yang sudah kenyang dengan pengalaman dan aktivitas penyelamatan lingkungan, Ibu DK dengan begitu semangat mengajak generasi muda untuk peduli pada lingkungan. Khususnya dalam aspek zero waste. Karena bagi beliau, langkah kecil akan menjadi sebuah terobosan besar jika dimulai dengan tekad yang kuat dan dijalani dengan konsisten. Para peserta dibuat terkesima ketika menyimak pengalaman -pengalaman keseharian Ibu DK yang inspiratif dalam hal gerakan zero waste dari lingkup yang kecil namun sangat menentukan, yakni lingkup keluarga. Beliau menutup penyampaian dengan satu pesan; “Sebenarnya bumi ini tidak butuh perempuan yang sempurna. Akan tetapi yang dibutuhkan bumi adalah perempuan-perempuan yang mau berusaha.” Ujar beliau dengan senyum diiringi tepuk tangan meriah dari para peserta.

Antusiasme serta animo luar biasa peserta diskusi kali ini dibuktikan dengan munculnya beberapa pertanyaan terkait isu lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Semua pertanyaan yang dilontarkan ditanggapi dengan lugas dan memuaskan dari masing-masing narasumber.

Di akhir sesi, Anny Syukria yang merupakan perwakilan dari LP3A Farhana menutup dengan penuh penghargaan dan berterimakasih kepada seluruh pembicara, peserta, dan panitia pelaksana. “Terimakasih banyak atas waktu dan kesempatan berbagai ilmunya, semoga bisa bertemu lagi di lain kesempatan. Sebenarnya banyak kalangan yang ikut menyuarakan penyelematan lingkungan, akan tetapi masih kurang banyak.” Pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *